Tuesday, December 5, 2017

Mahasiswa Sebagai Pendorong Perubahan Kegiatan Bermedia Sosial Yang Beretika, Bijak Dan Berkualitas

Zaman sudah berubah, yang dahulu masyarakat selalu berkumpul dan mengobrol untuk sarana hiburan kini masyarakat cenderung memilih teknologi sebagai teman dalam mengusir kejenuhan atau sebagai media komunikasi kepada orang-orang sekitar. Teknologi yang sangat populer di abad ke-21 ini adalah media sosial.
Berdasarkan data terakhir dari Kementrian Komunikasi dan Informasi, 95% dari 63 juta pengguna internet memiliki akun media sosial. Baik itu Facebook,Whatsapp, Twitter, Instagram, Line, dan sebagainya. Media sosial pada awalnya sangat membantu masyarakat untuk berkomunikasi tanpa terhalang jarak dan waktu dan tentu saja tanpa biaya yang terlalu mahal. Kerabat yang sudah sempat menghilang karena tidak memiliki kontak untuk dihubungi bisa ditemui kembali berkat media sosial.
Semakin berkembang, media sosial kini sudah melebarkan fungsi dari sebatas penghubung antar satu user ke user lain, kini sudah menjadi sarana untuk menuangkan pendapat, berbagi informasi dan bahkan laman diskusi. Namun, selain fungsi yang disebutkan tadi media sosial juga memiliki fungsi lain yang sayangnya bersifat negatif.
Banyak para pengguna media sosial yang salah kaprah dalam mengartikan kegiatan bermedia sosial. Sebagian menggunakannya sebagai sarana menyebarluaskan kebencian, berita bohongan atau hoax, bahkan sebagai sarana untuk memamerkan harta benda. Media sosial akhir-akhir ini digunakan untuk memecahbelah banyak pihak karena masalah perbedaan agama, pandangan politik bahkan karena perbedan ras. Selain itu, media sosial juga sering digunakan untuk menyebarkan berita hoax dengan tujuan mendapatkan likes maupun jumlah shares yang banyak semata-mata untuk mendapatkan keuntungan secara materi. Dan yang sangat disayangkan, akibat banyaknya foto glamour yang diunggah oleh sebagian pihak menyebabkan remaja-remaja yang seharusnya memikirkan pendidikan beralih minat untuk mengikuti trend dan menginginkan kemewahan. Lain hal lagi, saat beberapa pengguna media sosial yang kurang bijak memamerkan foto-foto mesra bersama pasangan padahal hal tersebut kurang pantas untuk dibagikan, menyebabkan banyak orang ingin melakukan hal yang sama, dan mirisnya hal tersebut diiginkan oleh anak-anak SD.
Untuk itu, mahasiswa sebagai generasi yang memiliki idealisme dan tingkat intelektual yang tinggi harusah menjadi pendorong perubahan dalam bersosial media sehingga para pengguna menggunakan media sosial secara beretika, bijak dan berkualitas. Apa yang sebaiknya dilakukan mahasiswa untuk mendorong perubahan tersebut? Mahasiswa memiliki tempat tersendiri dalam masyarakat, sehingga pendapat dan saran dari mahasiswa sangat mempengaruhi berbagai pihak. Mahasiswa dipercaya memiliki tingkat intelektual yang lebih baik oleh sebab itu mereka lebih didengar. Maka, jika seorang mahasiswa memiliki akun media sosial sendiri diharapkan mahasiswa tidak menggunakannya sebagai sarana yang negatif namun untuk mengubah kebobrokan itu sendiri. Mahasiswa sebaiknya menuliskan pendapat yang segar mengenai bagaimana sebaiknya media sosial itu digunakan. Membagikan hal-hal yang sedang hangat diperbincangkan dan menulis beberapa pendapat tentang berita tersebut secara bijak tanpa memihak dan menambahkan kebencian didalamnya. Yang paling penting, mahasiswa harus mampu menyadarkan orang-orang yang ada di jejaring sosialnya  agar bersosial media secara bijak dengan cara mengomentari hal yang salah, tidak tersulut emosi dan tentu saja memberikan analogi sederhana mengapa bersosial media itu harus bijak dan bertanggung jawab dan apa hukumannya jika menyebarkan hal-hal yang melanggar undang-undang tentang teknologi dan informasi.

Sebagai kesimpulan, mahasiswa memiliki senjata sendiri dalam merubah kesalahan bersosial media yaitu status mahasiswa mereka sendiri melalu pendapat cerdas, semangat dan kualitas.

Beasiswa www.dataprint.com

Tuesday, September 26, 2017

Willy, Kamu Jahat!

Medan, 26 September 2017

Dear: Willy

Willy... Sebelumnya aku sudah pernah berada di titik terendah dalam hidupku. Aku sangat rapuh dan sangat hancur, merangkak untuk membangun kembali motivasi di dalam diriku walaupun pedihnya lebih menyakitkan dari pada kematian mungkin. Aku sudah berhasil bangkit dari titik itu walaupun waktu yang aku butuhkan untuk bangkit terbilang cukup panjang. Saat dimana aku merasa sedikit baik, aku mencoba untuk memasuki kisah asmara yang baru. Semua aplikasi kencan online aku coba untuk sekedar melipur lara ataupun memberikanku materi-materi indah untuk aku khayalkan dimasa depan. Aku sedikit terhibur karenanya dan aku juga mulai semangat dalam menjalani kehidupanku. Air mata setiap malam yang membanjiri rambutku kini tak ada lagi, hanya sesekali saja itupun tidak sepedih dahulu kala. Sekarang aku sudah mulai tertawa dan mengerti bagaimana caranya hidup sendiri namun bisa bertahan.

Suatu ketika Will, kau semakin rajin muncul di sosial mediaku yang bukan aplikasi kencan online. Aku tak memiliki rencana sedikitpun untuk memulai kisah baru melalui aplikasi tersebut. Tetapi kau selalu hadir dan meninggalkan bekas dibeberapa postinganku dan ataupun chat pribadi. Awalnya aku tak terlalu memperdulikan apapun niatanmu karena aku sudah merasa cukup dengan diriku sendiri. Kemudian kau mencoba untuk terang-terangan lagi dengan mengajakku berkomunikasi dengan aplikasi yang lebih user-friendly. Kau mulai menggodaku, dan tentu saja aku geer dan mulai menghancurkan kubu pertahananku sendiri. Dan tolong jangan menghinaku karena aku geer begitu cepat. Aku takan jadi begini jika kau tidak mencoba membaik-baiki ku dan menggoda-godaku.

Waktu berlalu walau tidak begitu panjang. Kita sudah memasuki fase curhat dan sesi kejujuran. Aku merasa nyaman Will. Berbicara kepadamu setiap hari sudah menjadi semacam kebiasaan menyenangkan dan ya, walaupun durasinya belum begitu lama. Bunga-bunga dihatiku sudah mulai bermekaran dan rasa bahagiaku sudah mulai menyerang. Aku sudah kasmaran akan bagaimana nanti saat kita bertemu, bagaimana aku akan menjalani suatu hubungan denganmu dan bagaimana bahagianya aku atas perhatian-perhatian yang akan kau curahkan. Aku tau semua itu masih akan, namun hal itu sudah memberiku harapan. Dan tentu saja Willy, siapa yang tidak akan bahagia menjadi pasangan pria ganteng, pintar dan baik hati sepertimu.

Namun Will, tetap saja memang aku tak akan pernah cukup baik untuk lelaki manapun. Seperti halnya dirimu, semua percakapan kita dan kenangan tidur telat kita tidak berarti apa-apa untukmu. Kau mungkin merasa aku adalah pengaruh buruk untuk masa depanmu dan aku tak layak untuk menjadi seseorang yang mendampingi mu (sesaat atau selamanya). Will... Kau menunjukkan signal bahwa kau tak ingin aku ganggu dan aku paham sekarang. Kau ingin aku tak mengganggumu lagi. Kedengaran sangat wajar ya, karena kita masih dalam masa pendekatan, Tetapi Will, kau tidak cukup peka dan tidak cukup mahir untuk mereka reaksi apa yang terjadi padaku. Aku sedih tau! Aku seperti ditarik kembali ke titik rendah yang sudah pernah aku alami sebelumnya. Ternyata kau cukup hebat sampai mampu membuatku merasakan hal suram itu lagi.

Terimakasih Will atas kejahatanmu yang sudah mengganggu kenyamanan hidupku secara fisik dan secara mental. Tetapi aku yakin kali ini tak perlu waktu tahunan untuk bisa kembali berdiri lagi. Aku anggap ini seperti badai yang kecil, badai yang tidak sedang mengamuk di tengah perlayaranku. Aku jadikan ini sebagai satu pelajaran untuk menambah lagi kekuatanku. Aku tidak akan membencimu Will, aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Aku hanya kesal saja sehingga aku menulis ini. Namun kesal bukan berarti membenci dan mendendam kan?? Baiklah, jika kau membaca ini tolonglah unblock aku. Aku juga ingin membagikah kisahku walau sebatas dunia maya dan akupun ingin melihat kisah-kisahmu.


Friday, January 20, 2017

The Sadness of me

20 January 2017
Dear: Anybody
Tak ada wanita yang lebih parah di dunia ini dibanding aku. Tak ada yang seburuk aku kehidupannya dibanding aku. Aku adalah wanita terburuk yang pernah ada. Tak ada tandingan. Wajahku aneh, tingkahku aneh dan aku tak tau malu.
Kenapa aku mengatakan hal ini, ya karena saat ini aku ingin mati saja. Aku merasa pikiranku dan perasaanku benar-benar brengsek. Mereka membiarkanku merasakan ketidaknyamanan luar biasa ini. Benar, aku ingin mati saja. Aku ingin merasakan sesuatu yang tak terasa. Aku ingin tenang setenang tenangnya. Setenang saat aku tidur dimalam hari dan melanjutkan tidur dipagi hari yang dingin tanpa memikirkan harus kuliah, harus bekerja, harus memasak, membersihkan rumah, belajar, bertemu dan menjawab pertanyaan basi dan menjijikan di tempat kerja, dan hal-hal sampah lainnya.
Aku sangat sekarat saat ini, sangat sangat sekarat sehingga tak ada yang bisa aku lakukan selain menulis tulisan sampah dan tak berguna ini. Intinya, aku sekarang sedang sakit dan aku tak punya cukup uang untuk memperjelas aku ini kenapa. Yang jelas, tadi malam adalah malam yang terburuk yang mampu ku ingat dibulan ini. Aku teringat dan merasa teritimidasi oleh perasaanku yang menyebalkan ini. Kenapa aku harus mengingat mantanku yang ada di Sibolga dan fuck, aku benar-benar ingin menghubunginya, bertemu dengannya dan melakukan satu hal yang layak orang pacaran lakukan. Tapi tak ada yang bisa ku lakukan karena aku berada 8 jam perjalanan jauhnya jika ditempuh menggunakan mobil atau bus. Sialan, aku tak mendapatkan hal yang hati dan perasaan brengsek ini inginkan. Aku benar-benar kesal karena dia tidak terlalu menggubris telfonku padahal aku sudah menghubunginya 6 kali! Anjrit!! Dia berbicara sangat santai dan seakan hanya seorang wanita yang benar-benar kesepian dan tak berguna yang berada disebrang telfon. Dia memutuskan pembicaraan padahal aku benar-benar ingin berbicara kepadanya.
Hal bodoh yang aku lakukan selanjutnya, kembali aku ingin mengutuki diriku sekarang. DASAR BITCH TAK BERGUNA DAN SANGAT MURAH!!!! Aku mencari masalah dengan mantannya mantanku yang ada di Kota lain tersebut. Dan dasar wanita murahan yang murahnya sama seperti aku, malah mengikuti arusku dan memaki ku separah-parahnya. Aku menerima ucapan stress, gila, cewek kesepian dan penggangu hubungan orang karena aku pergi bersama si cowok yang aku ceritakan diatas selama berada di Sibolga. Kemudian dia mendelkon dan memblokirku dari facebook. Damn it!! Aku tak punya siapapun untuk ku cari gara-gara, jika begini ceritanya.

Ku kira malam itu aku akan bisa tertidur, dan berharap esok bangun dengan perasaan yang lebih baik. Tetapi, asshole!!!! Aku malah menghubungi mantanku yang ada di Medan, padahal baru-baru ini dia sudah benar-benar mencampakkanku dengan kejam. Fuck!! Nomor hp nya tidak aktiv dan aku benar-benar ingin mati saat itu. Aku menelfon temannya dan dia menganggap sedang berbicara dengan kutu busuk dan sangat merasa tergangu dengan telfonku. Finally, aku buka block namanya di daftar blacklist ku. (padahal dulu aku memblokir dia dari facebook). Dan sampai sekarang, dia belum bisa dihubungi,. Nasibku, si gadis bodoh! Kenapa kau tidak mati saja sejak hampir lahir!!

Dan setelah menulis ini, aku sedikit merasa lega. Sampah telah aku buang kedalam tulisan ini dan aku tidak benarbenar ingin mati. 

Saturday, September 24, 2016

Penerapan Kedisiplinan Dalam Pendidikan yang Bersahabat


Segala hal yang berhubungan dengan pendidikan merupakan suatu hal yang sangat menarik untuk dibahas karena pendidikan menjadi faktor pendukung utama untuk menunjang cerahnya masa depan seseorang. Seperti kutipan indah dari Plato “Arah yang diberikan pendidikan adalah untuk mengawali hidup seseorang yang akan menentukan masa depannya

Namun, pendidikan bukanlah semata-mata sebuah kata yang hanya terdengar menarik dan terkesan intelek. Pendidikan haruslah terealisasikan dalam kehidupan setiap pelajar. Untuk itu, perlulah diterapkan kedisiplinan dalam pendidikan. Garis besar kedisiplinan yang dimaksud seperti tak pernah absen mengikuti pelajaran, selalu mengulang pelajaran yang sudah diterima dari guru atau dosen, tidak melakukan kecurangan disaat ujian dan sebagainya.

Hanya saja, bagaimana menerapkan kedisiplinan tersebut tetapi menjunjung tinggi pendidikan yang bersahabat di dalamnya?

Berikut beberapa hal yang bisa diaplikasikan untuk menerapkan kedisiplinan dalam pendidikan yang bersahabat.

 

1.   Sebaiknya para pendidik (guru/dosen) mendidik peserta didik dengan menggunakan cara yang lebih lembut atau penuh dengan motivasi layaknya seorang sahabat yang mengajar sahabatnya sendiri atau seorang kakak yang sedang mengajar adiknya.

Sering didapati didalam kelas bahwa banyak  pendidik yang suka menggunakan kata-kata yang bersifat mengancam seperti “Jika tidak menyelesaikan tugas akan berdiri seharian di depan kelas atau dijemur di tengah lapangan yang terik”. Hal ini akan lebih baik jika diganti dengan “Jika tidak menyelesaikan tugas menandakan anda tidak menghargai upaya saya sebagai guru/dosen yang sudah meluangkan waktu untuk memikirkan tugas apa yang harus diberikan untuk menambah wawasan para siswa/ mahasiswa saya?” Jika hal ini terealisasikan, maka sisi nurani peserta didik akan tersentuh dan mulai memikirkan bahwa sang guru/dosen sangat peduli kepada anak didiknya. Dan yang menjadi senjata pamungkas tenaga pendidik adalah kepedulian. Seperti dikutip dari kata-kata bijak Marva Collins “Kau bisa membayar orang untuk mengajar tapi kau tak bisa membayar mereka untuk peduli

 

2.   Sebaiknya siswa/mahasiswa dididik dengan memberikan sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan dengan cara mengajar dan menjelaskan materi bukan memfotocopy dan menyerahkan materi untuk dipelajari siswa/mahasiswa secara otodidak.

Para pendidik yang bersahabat atau dengan kata lain peduli kepada siswa/mahasiswanya pasti mampu menjelaskan suatu materi dengan cara yang paling sederhana namun berkualitas. Apa yang terjadi jika para pendidik mampu menjelaskan materi secara komprehensif? Jawabannya para peserta didik tak membutuhkan kecurangan atau bantuan apapun disetiap ujian. Karena apa? Karena para peserta didik sudah dibekali senjata yang sangat hebat dari guru/dosen yang bersahabat.

 

3.   Pendidikan sebaiknya menjadi satu wadah yang disenangi para peserta didik bukan suatu hal yang dibenci atau bahkan ditakuti. Banyak anak-anak yang kurang memiliki semangat untuk pergi ke sekolah karena panjangnya jam belajar yang harus diikuti dan banyaknya mata pelajaran serta ujian yang harus diselesaikan. Disiplin bukan berarti tertekan namun menjadikan segala sesuatu teratur guna mencapai hasil yang baik. Begitupun dengan tekanan yang banyak untuk siswa/mahasiswa terkhususnya siswa dibangku sekolah, semoga ada revisi dari Kementrian Pendidikan atau yang terkait mengenai kedisiplinan namun untuk pendidikan yang bersahabat.

 

Kesimpulannya, penerapan kedisiplinan dalam pendidikan yang bersahabat ada ditangan semua oknum yang terkait. Bukan hanya siswa yang harus disiplin tetapi juga guru yang sebaiknya lebih bersahabat dan tentu saJa pemerintah yang selalu mendukung. Semoga pendidikan di Indonesia bisa menjadi sistem pendidikan yang bisa diteladani oleh Negara lain. Semoga

Beasiswa DataPrint

#JumatBerkah
#BEASISWA DataPrint periode 2 tahun 2016
Gunakan KODE KUPON pada gambar untuk registrasi di www.beasiswadataprint.com, berlaku 3 hari ^_^

Share jika informasi ini bermanfaat dan peduli pendidikan anak-anak di Indonesia.

#HadiahDataPrint #DataPrint #Kupon #BeasiswaGratis #DaftarBeasiswa #CariBeasiswa #Beasiswa2016

Tuesday, May 31, 2016

Biasa-biasa Saja

Hiduplah seorang gadis yang bernama Gadis. Si gadis ini tidak memiliki apapun yang istimewa dalam hidupnya. Wajahnya sangat biasa sekali, otaknya lebih biasa lagi dibandingkan wajahnya. Dia hidup jauh dari keluarga dan teman. Dia tinggal sendiri disebuah kamar yang juga sangat biasa. Selain wajah, otak dan tempat tinggal yang biasa dia juga memiliki uang yang sangat-sangat biasa. Dia tak bisa berhenti bekerja selama apapun jika tidak ingin menambah daftar utang. Semua keluarganya seperti dirinya, biasa dan hidup dengan cara yang sangat biasa. Keluarganya sama seperti dirinya, tak ada deposito tak ada warisan dan tak ada sesuatu yang bisa mengurangi kadar biasa-biasa saja.

Si gadis tak ingin otaknya selalu berukuran biasa dan isinya juga biasa. Akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di sebuah kampus yang sama biasanya dengan kehidupannya. Ruangan yang biasa-biasa saja, pelajaran yang biasa-biasa saja dan dosen yang juga biasa-biasa saja. Tetapi uang kuliahnya sungguh luar biasa (bagi si gadis). Ia bekerja di sebuah restoran untuk bisa membiayai kehidupannya dan membayar uang kuliahnya. Pekerjaan di restoran memberikan gaji yang biasa-biasa saja kepada si gadis walaupun capeknya sungguh luar biasa. Dia harus pulang tengah malam dan bangun pagi untuk memenuhi aktivitas yang harus dikerjakan olehnya hari itu. Di kampus ia merasakan kantuk yang luar biasa dan sepulang kuliah ia bisa tidur siang walaupun waktu untuk merebahkan diri sangat luar biasa singkatnya.

Di hari libur, baik kuliah maupun bekerja si gadis biasanya merenungkan kehidupannya. Walaupun semua yang dia kerjakan adalah biasa-biasa saja tetapi semangat yang ada di dalam dirinya benar-benar luar biasa. Si gadis bermimpi suatu saat hidupnya yang sangat biasa akan berubah menjadi luar biasa. Tetapi, beberapa waktu berlalu setelah si gadis betul-betul menikmati kehidupannya ia mendapatkan cobaan yang luar biasa. Dia dipecat dan harus menangisi kehidupan pahitnya dengan luar biasa sedihnya. Dia bingung harus berbuat apa. Dia tak punya tabungan sedikitpun untuk melanjutkan mimpinya. Dia hanya memiliki satu bulan gaji untuk makan dan bayar uang kuliah. Dia bingung. Tetapi semangatnya yang luar bisa kembali membawanya pergi dari rasa sedihnya dan mulai mencari pekerjaan baru.

Si gadis sudah mencoba semampu yang ia mampu. Namun sekian banyak waktu yang sudah dilewati, ia tak mendapatkan pekerjaan apapun. Ia tak punya kamar lagi untuk tidur, jika ia membayar satu kamar ia bisa-bisa tak punya uang lagi. Akhirnya dengan melupakan semua gengsi, si gadis menumpang beberapa waktu hingga hidupnya normal kembali. Ia sungguh merindukan kehidupannya yang sungguh biasa. Ia merindukan lelah namun semangat kembali.

Pada suatu malam, tak sengaja si gadis meminta pekerjaan kepada sahabat lamanya. Ia mendapat pekerjaan disebuah warung internet dengan gaji yang dibawah biasa-biasa saja dan jam kerja yang begitu menyiksa. Dia tak pernah jaga malam sebelumnya. Si gadis harus berkerja dari jam 23.00-7.00. Awalnya ia merasa berat. Tetapi ia menganggap dirinya pindah ke Negara yang perbedaan waktunya delapan jam, sehingga ia menjalaninya dengan biasa-biasa saja.

Suasana disana sungguh pilu, walaupun pekerjaannya hanya surfing di dunia maya. Tetapi si gadis merasa tak nyaman. Ia letih, matanya ngantuk dan tubuhnya kedinginan. Ia merindukan tempat tidur yang hangat walaupun tempat tidur itu adalah tempat tumpangan. Namun, beginilah kehidupan yang harus dilalui si gadis. Kemudian, beberapa waktu berlalu ia berjumpa dengan seorang lelaki yang akhirnya merubah hidupnya. Ia berhasil menemukan cintanya. Si gadis tak penah merasa sesempurna ini sebelumnya.

Cinta dan rezeki datang bersamaan. Ia mendapatkan pekerjaan yang walaupun masih biasa tetapi sungguh membuatnya bahagia. Ia berhasil bekerja menjadi seorang guru yang bekerja hanya siang hari sampai malam dan tak perlu begadang lagi. Si gadispun tak perlu merasa lelah seperti di restoran dulu. Si gadis dan pacar gantengnya berjalan beriringan, saling membantu dan menguatkan dalam menjalani kehidupan. Suka dan duka mereka lalui bersama.

Namun, awan kelam kembali menutupi cahaya si Gadis. Dia memutuskan untuk berhenti berjalan bersama dengan pacarnya yang kali ini tidak biasa. Dia memutuskan untuk berjalan sendiri. Tetapi sekarang harinya benar-benar kelabu dan kesedihan tak pernah berhenti mengusik hari-harinya. Biasa sebentar kemudian sedih luar biasa setelahnya. Apakah si Gadis benar-benar selemah ini?? Tidak. Dia hanya ingin membiasakan diri tanpa pacar gantengnya dan berharap akan ada saat nya cahayanya bersinar terang kembali tanpa ada yang bisa mengambilnya dari si gadis. SEKIAN

Wednesday, April 27, 2016

Sudah Tibakah Waktunya?

Dear: My Greatest Blog

Waktu berlalu bagaikan seekor cheetah yang mampu berlari ribuan kilometer per jam, sangat cepat. Belakangan ini adalah hari terberat dalam hidupku dan aku sudah dengan jelas menuliskan alasannya dalam postingan terakhirku.

Minimal 3 malam dalam seminggu, aku harus menangis seperti orang gila karena bersedih tak bisa lagi bersama dengannya. Wow, sungguh tak terkira rasa sedihnya.

Tetapi hari ini, rasa sedihku karena faktor lain telah mengalahkan rasa sedih-sedih sebelumnya dan sepertinya mulai membuka mataku. Hari ini, tepat pukul 9.32 WIB aku melihat dengan jantung yang hampir saja copot nama-nama calon penerima beasiswa yang tertera di papan pengumuman. Awalnya aku bahagia melihat namaku tertera ditempat itu dan berekspektasi bahwa aku lulus, ternyata setelah melihat keterangan selanjutnya aku melihat tulisan TIDAK LULUS.

Hm, semangatku buyar.

Aku bersedih dan bersedih, tetapi setelah beberapa menit tiba-tiba saja aku merasa mendapatkan sesuatu yang baru. Wow, aku bersedih karena alasan lain! aku senang tidak harus selalu bersedih karena masalah asmara, putus cinta dan tetek bengeknya. Aku bisa merasa seperti orang normal lagi.

Dan sekarang aku mendapatkan sebuah pencerahan. Kalau aku gagal mendapatkan cinta, kenapa aku tak berusaha mendapatkan sesuatu yang lain yang lebih bermanfaat dan tentunya bisa membanggakan orangtuaku.

Aku ingat, semasa pacaran banyak hal yang sudah aku lupakan. Dan tentu saja kalian tau bahwa selain perasaan bahagia dan berbunga-bunga kalian pasti memiliki satu perasaan bersalah dan sungguh ingin mengakhirinya. Itulah dilematika pacaran. Dan jujur saja mungkin, aku belum terlalu matang dalam urusan yang seperti ini. Baiklah, chit chat tentang pacaran sudah dulu, sekarang saatnya aku mengutarakan beberapa keinginanku.

Kalau aku tidak bisa mendapatkan hati seorang yang kucinta, bolehkah aku mendapatkan/menggapai cita-citaku?
Aku ingin sekali pergi keluar negeri khususnya(USA, Australia, California, Forks) pokoknya yang ada bule-bule mancung yang bukan area mata sipit dan kulit sawo matang. Aku ingin sekali melanjutkan pendidikanku ke Negara ini walaupun aku tau bahwa aku tak pintar-pintar sekali di bidang akademik tetapi setidaknya aku masih bisa menanyakan alamat kepada para bule jika suatu waktu aku tersesat. Hihihi.

Bolehkah aku meminta setinggi ini walaupun aku tau yang ku lakukan setiap hari dirumah hanya nonton film hasil download gratis dan bermain ukulele serta tidur selama yang aku mau? Bolehkah wanita yang selalu patah hati ini, meminta agar diberi kesempatan untuk menjajaki tempat yang lebih luas hanya untuk impian sederhana membanggakan orangtua?

Bolehkah?