Handphoneku
berdering, sebuah pesan masuk… Jantungku terasa berdetak lebih cepat dari
biasa. Rasa penasaranku mengundang gerak reflek dari tanganku untuk membuka
pesan itu lebih cepat. Aku terkesiap melihat nomor baru yang masuk dan benar-benar
bahagia membaca pesan yang ternyata dari Ucok J. Dia mengatakan
bahwa ia sedang dalam perjalanan menuju rumahku. Aku tak menyangka, karena
sebelumnya aku sudah mengatur rencana
barangkali dia tidak datang atau dia terlalu canggung, dsb. Dan ternyata kali
ini dia memberi sebuah kepastian untuk segera berpakaian dan berdandan sebaik
yang aku bisa.
Dengan
sigap, aku mengambil baju pink yang menurutku saat itu, itu adalah baju
terkeren yang pernah ada. Dan jauh hari aku sudah merencanakan untuk
mengenakannya saat bertemu dengannya. Setelah aku rasa pakaianku cukup baik,
aku mengambil peralatan make-up ku yang tersedia seadanya. Aku mengoleskan
bedak ke wajahku, memakai pensil alis karena apa jadinya bentuk wajahku tanpa
si pensil alis ini. Hihihi… Selanjutnya, ku kenakan eye liner dan mascara seadanya.
Jujur, aku tak ingin meninggalkan kesan menor saat bertemu dengannya.
Nah,
saat hendak mengenakan lipstick, tiba-tiba aku tekejut akan suara seseorang. Roommate
ku, dia berkata “Pakai lipstick warna pink saja, biar manis”. Akupun sependapat
dan memakainya. Tipis, namun rapi. Setelah semua selesai, kembali aku
menatapnya. “Manis sekali” katanya. Hahaha.. Pujiannya membuat pedemeter ku
naik. Kemudian, sms masuk ke handphoneku lagi, ternyata dia sudah sampai. Well,
selanjutnya aku berpamitan kepada roommate ku dan setelah itu meluncur ke TKP..
:D
Aku
benar-benar deg-degan. Dia sudah menungguku dan kami akan bertemu secara
langsung. Sampailah sudah, aku celingak-celinguk berharap ada sesosok wajah
yang benar-benar ingin aku lihat. Semakin cemas, dia tak ada. Ku ambil
handphoneku dan menanyakan dia ada dimana. Tetapi tunggu dulu… Aku melihat
bayangan seorang lelaki di belakang mobil. Jelas aku melihatnya dan aku
benar-benar yakin bahwa dialah orangnya. Itu si Ucok. Jantungku semakin tak
karuan, dan yang paling mencemaskanku kenapa dia tak langsung datang
kehadapanku? Apa dia kira aku tak tau dia sembunyi disitu? Haahaha..
Beberapa
saat kemudian, dia bergerak dan menyalakan sepeda motornya dan akhirnya muncul
dihadapanku. Uh, leganya!! Aku berdiri malu-malu sambil melihatnya. Dan aku
rasa diapun sedikit malu. Dia memandangku sebentar sambil tersenyum kemudian
segera mengalihkan pandangan ke arah lain. Aku rasa sedikit kecanggunganku
buyar, aku mulai tersenyum melihatnya yang sepertinya speechless dan
benar-benar, wow canggung. Aku tak pernah melihat reaksi lelaki seperti ini
sebelumnya, dan hal ini benar-benar membuang semua kecanggunganku dan mungkin
beberapa menit lagi, sifat agresif gilaku pecah. Hihihi..
Aku
mulai sedikit berbasi-basi kepadanya, dan tak lama ia menyalamiku sebentar
sekali, kemudian menarik tangannya, buang muka sambil menggaruk kepalanya yang
tidak gatal sambil tertawa. Wow, lelaki ini sungguh pemalu. Geli melihatnya,
karena mengingat beberapa lelaki yang sudah pernah kencan denganku sebelumnya,
selalu mendominasi percakapan. Tetapi dia tidak, dia berbicara saat ditanya
saja. Seperti narapidana yang sedang diinterogasi saja. Hahaha… Dan sekali
lagi, hal ini benar-benar membuatku merasa tertantang. “Kita kemana nih?”,
tanyanya.. Padahal di chatting sebelumnya, kami sudah memutuskan untuk stay di
rumahnya saja, sekedar ngobrol. “Tetapi kemarin sudah fix kalau kita ke rumahmu
saja.”, jawabku seadanya. Ada sedikit lega di air mukanya, dan kemudian kamipun
pergi menuju tempat yang aku kira akan menjadi saksi bisu tentang kehidupan
cinta kami selanjutnya.
*To be continue ….
No comments:
Post a Comment