Tuesday, September 26, 2017

Willy, Kamu Jahat!

Medan, 26 September 2017

Dear: Willy

Willy... Sebelumnya aku sudah pernah berada di titik terendah dalam hidupku. Aku sangat rapuh dan sangat hancur, merangkak untuk membangun kembali motivasi di dalam diriku walaupun pedihnya lebih menyakitkan dari pada kematian mungkin. Aku sudah berhasil bangkit dari titik itu walaupun waktu yang aku butuhkan untuk bangkit terbilang cukup panjang. Saat dimana aku merasa sedikit baik, aku mencoba untuk memasuki kisah asmara yang baru. Semua aplikasi kencan online aku coba untuk sekedar melipur lara ataupun memberikanku materi-materi indah untuk aku khayalkan dimasa depan. Aku sedikit terhibur karenanya dan aku juga mulai semangat dalam menjalani kehidupanku. Air mata setiap malam yang membanjiri rambutku kini tak ada lagi, hanya sesekali saja itupun tidak sepedih dahulu kala. Sekarang aku sudah mulai tertawa dan mengerti bagaimana caranya hidup sendiri namun bisa bertahan.

Suatu ketika Will, kau semakin rajin muncul di sosial mediaku yang bukan aplikasi kencan online. Aku tak memiliki rencana sedikitpun untuk memulai kisah baru melalui aplikasi tersebut. Tetapi kau selalu hadir dan meninggalkan bekas dibeberapa postinganku dan ataupun chat pribadi. Awalnya aku tak terlalu memperdulikan apapun niatanmu karena aku sudah merasa cukup dengan diriku sendiri. Kemudian kau mencoba untuk terang-terangan lagi dengan mengajakku berkomunikasi dengan aplikasi yang lebih user-friendly. Kau mulai menggodaku, dan tentu saja aku geer dan mulai menghancurkan kubu pertahananku sendiri. Dan tolong jangan menghinaku karena aku geer begitu cepat. Aku takan jadi begini jika kau tidak mencoba membaik-baiki ku dan menggoda-godaku.

Waktu berlalu walau tidak begitu panjang. Kita sudah memasuki fase curhat dan sesi kejujuran. Aku merasa nyaman Will. Berbicara kepadamu setiap hari sudah menjadi semacam kebiasaan menyenangkan dan ya, walaupun durasinya belum begitu lama. Bunga-bunga dihatiku sudah mulai bermekaran dan rasa bahagiaku sudah mulai menyerang. Aku sudah kasmaran akan bagaimana nanti saat kita bertemu, bagaimana aku akan menjalani suatu hubungan denganmu dan bagaimana bahagianya aku atas perhatian-perhatian yang akan kau curahkan. Aku tau semua itu masih akan, namun hal itu sudah memberiku harapan. Dan tentu saja Willy, siapa yang tidak akan bahagia menjadi pasangan pria ganteng, pintar dan baik hati sepertimu.

Namun Will, tetap saja memang aku tak akan pernah cukup baik untuk lelaki manapun. Seperti halnya dirimu, semua percakapan kita dan kenangan tidur telat kita tidak berarti apa-apa untukmu. Kau mungkin merasa aku adalah pengaruh buruk untuk masa depanmu dan aku tak layak untuk menjadi seseorang yang mendampingi mu (sesaat atau selamanya). Will... Kau menunjukkan signal bahwa kau tak ingin aku ganggu dan aku paham sekarang. Kau ingin aku tak mengganggumu lagi. Kedengaran sangat wajar ya, karena kita masih dalam masa pendekatan, Tetapi Will, kau tidak cukup peka dan tidak cukup mahir untuk mereka reaksi apa yang terjadi padaku. Aku sedih tau! Aku seperti ditarik kembali ke titik rendah yang sudah pernah aku alami sebelumnya. Ternyata kau cukup hebat sampai mampu membuatku merasakan hal suram itu lagi.

Terimakasih Will atas kejahatanmu yang sudah mengganggu kenyamanan hidupku secara fisik dan secara mental. Tetapi aku yakin kali ini tak perlu waktu tahunan untuk bisa kembali berdiri lagi. Aku anggap ini seperti badai yang kecil, badai yang tidak sedang mengamuk di tengah perlayaranku. Aku jadikan ini sebagai satu pelajaran untuk menambah lagi kekuatanku. Aku tidak akan membencimu Will, aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Aku hanya kesal saja sehingga aku menulis ini. Namun kesal bukan berarti membenci dan mendendam kan?? Baiklah, jika kau membaca ini tolonglah unblock aku. Aku juga ingin membagikah kisahku walau sebatas dunia maya dan akupun ingin melihat kisah-kisahmu.