Saturday, March 26, 2016

H-3

Dear : My blog

Tak ada hal yang lebih parah dibandingkan dengan melepaskan orang yang masih begitu sangat kau cintai. 2 hari yang lalu mungkin adalah hari pengambilan keputusan terburuk yang pernah aku lakukan. Aku memutuskan pacarku, yang masih-masih sangat aku cintai karena aku begitu cemburu. Dan sekarang yang aku bisa lakukan adalah menyesali keputusanku. Aku sedih, galau tak terkendali. Bahkan aku rela menjual harga diriku, aku mengungkapkan semua penyesalanku kepadanya dan meminta maaf. Aku sudah menyampaikan kepadanya bahwa aku sangat-sangat menyesal dan ingin memperbaiki semua dari awal, membuka lembaran baru. Aku menunggu hatinya akan terbuka lagi untukku. Tetapi sepertinya hatinya cukup keras dan menginginkan kami hanya berteman saja.

Pedih....
Tak tau bagaimana caraku untuk melewati semua ini. Bagaimana buruknya hari-hari yang akan ku lewati. Bagaimana caraku agar aku bisa bangkit kembali. Aku sangat menyayanginya. Atau bolehkah aku mati saja? Ya, kalimat yang paling buruk, kalimat bodoh dan menjijikan. Dan memang inilah bisikan hatiku kepadaku. Lantas, apa yang harus kuperbuat? Dan tentu saja, daripada aku mati lebih baik aku tetap hidup saja walaupun beberapa bagian di dalam jiwaku mati. Tak apalah, mungkin inilah harga yang harus kubayar dari semua kesalahanku. Mungkin, aku tak akan mati setelah ini karena dia pergi. Aku berjanji dan aku tak akan bunuh diri demi mama yang ku cinta. Tetapi, bolehkan aku menangis setiap malam? Perbolehkanlah aku untuk terisak menjelang tidur untuk sekedar melegakan hatiku sampai aku benar-benar ikhlas.

Dan untukmu, sayangku...
Tolonglah maafkan aku. Maafkan aku yang sudah membuatmu kesal selama ini.  Tidak apa-apa kau tak ada lagi disisiku. Aku akan menonton film animasi setiap malam untuk sekedar melupakan pedihnya hatiku dan akan menagis tersedu-sedu menjelang tidur supaya aku sadar betapa berartinya kau untukku. Aku akan selalu berdoa untuk kesehatanmu dan semoga kau selalu berbahagia. Sulit bagiku untuk menjadi sekedar teman untuk mu seperti yang kau mau. Mungkin aku akan sedikit berubah. Dan disela-sela hari pedihku mungkin aku akan mengharapkan kau mengatakan ya, untuk tawaranku menjadi pacarmu lagi. Aku takan lelah untuk itu. Pasti. Tetapi jika kau tak mau dan tak akan pernah mau memberi aku kesempatan lagi, mohon doakanlah aku agar aku bisa mengikhlaskan semua.
Aku menyayangimu

No comments:

Post a Comment